Sambil menunggu Shubuh saya membaca email di milist TangandiAtas dan membakar semangat saya untuk melakukan aksi dengan segala keterbatasan yang ada.
Berikut Kutipannya
Orang2 yang Action Oriented memiliki tiga ciri:
Pertama. Mereka percaya bahwa Ide (saja) tidak membuat kita sukses.
Kita boleh
memiliki ide brilian, hebat, luar biasa. Namun hanya akan berhenti
sebatas gagasan, kalau kita tidak melakukan apapun untuk membuat ide
tersebut menjadi realitas.
Banyak
pengusaha merasa hebat karena punya gagasan hebat. Saking hebatnya ide
nya disimpan rapat2. Kalau bisa jangan sampai ketahuan orang. Hingga
suatu saat terkaget2 menyaksikan orang lain sukses melaksanakan ide yang
sepertinya mirip ide hebatnya. Dan tinggal-lah orang tersebut
mengatakan: Itu ide saya. Atau: saya pernah punya ide yang sama.
Rekan action
members, banyak gagasan hebat telah didiskusikan di TDA. Namun yang
lebih penting bukanlah gagasan itu sendiri, namun bagaimana
melaksanakannya. Dan saya percaya kini saatnya.
Ciri Kedua adalah: Orang yang Action Oriented tidak menunggu kondisi sempurna.
Seringkali
kita tidak bertindak karena menunggu “kondisi ideal”. Memang, idealnya
gagasan2 kita dilaksanakan dalam kondisi tertentu yang akan mendukung
gagasan tersebut supaya berkembang dengan baik.
Namun Action Members, kondisi sempurna tadi bisa jadi tidak pernah akan tiba.
Mirip
seperti orang mau menikah, namun menunggu nanti kalau punya rumah, lalu
mobil, lalu tabungan cukup, lalu simpanan emas cukup, lalu … dan tidak
akan pernah berhenti kita menunggu.
Atau seperti orang mau resign untuk memulai usaha,
tapi menunggu2 kondisi sempurna sebelum resign. Menunggu tabungan cukup,
menunggu anak2 agak besar, menunggu karir mencapai puncak, menunggu …
dan menunggu.
Setelah satu
kondisi terpenuhi, kita akan menciptakan kondisi berikutnya yang akan
membuat kita semakin jauh dari tindakan nyata.
Membuat
TDA besar tidak bisa menunggu kondisi2 ideal. Saya yang pernah terlibat
langsung dalam mengawali kepengurusan TDA Wilayah di Bandung merasakan
sendiri, bahwa kondisi yang ada jauh dari ideal bagi kami untuk bisa
menggelar acara2 rutin. Tapi the show must go on. Apapun hambatannya
kita lalui bersama. Sampai2 teman2 di Bandung punya semboyan “Hidup
adalah saweran”.
Ciri Ketiga yg dimiliki oleh orang2 yang berani bertindak adalah: Bagi mereka tindakan adalah obat rasa takut.
Berani bertindak saat kondisi tidak ideal? Apa tidak takut? Ya pasti ada rasa takut.
Namun obat paling mujarab dari rasa takut adalah
bertindak. Karena setelah bertindak hari-hari kita akan diisi dengan
langkah nyata untuk menghadapi kenyataan yang terbentang didepan kita.
Kita akan sibuk melakukan sesuatu, satu tindakan diikuti tindakan2
berikutnya. Gak sempat takut.
Ketiga ciri diatas saya amati kuat terpancar dari
para Action members TDA. Sejatinya member TDA adalah para do-ers, orang2
yang senang bertindak.
Gagasan tentu adalah awal dari
segalanya. Berwacana juga perlu untuk mengasah ketajaman gagasan kita.
Namun bukankah tindakan yang akan membawa keajaiban? Take action miracle
happen.
Jika hari ini Anda punya gagasan hebat. Jika Anda
hari ini masih asyik berdebat. Maka geliat kegiatan teman2 TDA di
wilayah yg saya kunjungi di atas membawa satu pesan buat kita semua:
Mari lakukan!
Pelayan Anda,
Fauzi RachmantoSemoga kutipan yang saya ambil dari emailnya pak Fauzi rachmanto di milist TDA juga dapat membakar semangat anda semua.
0 komentar:
Posting Komentar